Bismillahirrohmanirrohiim
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Al Jazeera bulan
lalu, Charles Bolden, administrator NASA saat ini,
melontarkan pernyataan yang mengejutkan.
Dia mengungkapkan bahwa Presiden Obama memberinya tiga tugas
utama sebagai administrator NASA termasuk di antaranya adalah menumbuhkan rasa
tertarik anak-anak pada matematika dan ilmu pengetahuan, memperluas hubungan
internasional, "dan yang paling utama adalah dia ingin saya menemukan cara
untuk menjangkau dunia Muslim dan lebih terlibat dengan
negara-negara Muslim untuk membantu mereka merasa bangga pada kontribusi
bersejarah mereka dalam ilmu pengetahuan, matematika, dan teknik."
Tugas yang terakhir itu menimbulkan keributan karena NASA
dikenal sebagai sebuah badan sains bukan diplomasi. Situs web NASA
menyebutkan bahwa "misi NASA adalah untuk merintis masa depan dalam
penjelajahan ruang angkasa, penemuan ilmiah, dan penelitian penerbangan."
Itu adalah misi yang cukup berbeda dari tugas asli Bolden.
Meskipun Bolden tidak memberikan contoh kontribusi dunia
Muslim dalam ilmu pengetahuan dan matematika, pilihannya terhadap kata
"bersejarah" adalah tepat. Sebagian besar kontribusi besar
dunia Muslim dalam ilmu pengetahuan dan matematika muncul sebelum abad 16 M.
Kontribusi utama dalam matematika adalah pengenalan angka
nol oleh Muhammad bin Ahmad di tahun 967 M dan perkembangan serta evolusi
Aljabar di abad 11.
Kemajuan kaum Muslim dalam ilmu pengetahuan melalui abad 13
sangat mengesankan jika klaim yang dibuat oleh Dr. K. Ajram dalam bukunya,
"Keajaiban Ilmu Pengetahuan Islam", akurat. Ajram memuji kaum Muslim
dengan prestasi yang biasanya dihubungkan dengan Barat. Kontribusi terbaru kaum
Muslim adalah penggunaan pendulum dalam jam di abad 15.
Sebagian besar praktik medis dan ilmiah seperti penggunaan
anestesi dalam pembedahan, tulis Ajram, muncul antara abad 12 dan 13.
Akan tidak adil dan tidak akurat untuk menyisipkan bahwa
ilmuwan dan ahli matematika Arab atau Muslim tidak berkontribusi dalam bidang
tersebut hari ini. Bahkan tanpa pembangunan harga diri oleh administrator NASA
yang baru, kaum Muslim dari negara-negara seperti Arab Saudi,
Malaysia, dan Syiria telah menemukan diri mereka tertarik pada program luar
angkasa.
Penelitian dan penemuan terjadi di seluruh dunia, tapi bagi
NASA untuk menjangkau
terutama kaum Muslim tampaknya lebih kepada keputusan politik alih-alih
keputusan logis. NASA harus mencari sumber daya terbaik dan terpandai di mana
pun mereka bisa ditemukan, dan apapun agama yang mereka anut. (rin/ex) di kutip dari www.suaramedia.com
0 komentar: